Linguistik
Review Buku
"Introduction to Discourse Studies"
by Jan Renkema
Menurut Johstone kajian wacana mempunyai banyak
kegunaaan. Kajian Wacana menjelaskan bagaimana suatu makna dapat disampaikan
melalui penyusunan bagian- bagian informasi yang disampaikan dalam bentuk
susunan kalimat atau melalui detail bagiaman penutur dan mitra tutur memamhami
dan merespon percakapan. Kajian wacana juga menjelaskan tentang bagaimana
penutur dapat menyampaikan maksud semantiknya dan bagaimana pendengar
menginterpretasikan apa yang didengarnya. Dalam kajian wacana, wacana yang dikaji biasa disebut
sebagai “teks.” Teks dapat berupa tulisan maupun non
tulisan.
Analisis wacana
merupakan metodologi yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang
seringkali muncul dalam lintas disiplin ilmu. Analisis wacana menggunakan
struktur teks yang berkaitan dengan konteks. Hasil analisis wacana berbentuk
deskripsi, tetapi deskripsi bukanlah tujuan akhir dari analisis wacana ini.
Analisis wacana menggunakan teks untuk memahami konteks. Menurut
Renkema dalam analisis struktur wacana
terdapat proposisi, topik-komen, makrostruktur, dan suprastruktur.
Proposisi merujuk
pada makna sederhana dan asertif. Asertif bermakna bawah proposisi tidak
dipengaruhi oleh bentuk kalimat sedangkan sederhana bermakna unit makna minimal
yang mempunyai satu proposisi atau lebih. Sebagai contoh:
Muatan Berbau Pornografi Bertebaran di Naskah Pelajaran Sekolah Dasar.
(tebar)pred (muatan)arg
(bau) pred (pornografi)arg (0)pred (naskah
pelajaran sekolah dasar)arg.
Proposisi terdiri
atas satu inti proposisi dan satu argument atau lebih. Elemen proposisi tidak sama dengan kata tetapi
dapat di frasakan dengan cara yang berbeda oleh karena itu proposisi ditulis
menggunakan huruf kecil. Proposisi satu dengan yang lain saling berhubungan
dimana proposisi pertama mengandung proposisi selanjutnya.
Topik adalah apa yang mengacu tentang wacana, fragmen
wacana atau kalimat sedangkan komen apa yang dinyatakan tentang topik. Struktur
kalimat yang sama dapat mempunyai topik yang berbeda. Topik-komen berbeda
dengan tema. Tema adalah apa yang dibicarakan dalam situasi given dan seringkali sebagai subyek
kalimat sedangkan ‘rema’ apa yang dikatakan tentang tema yang seringkali
menempati posisi sebagai predikat kalimat.
Berbeda dengan tema topik tidak selalu menampati posisi subyek dan tidak
selalu muncul lebih dahulu. Perhatikan contoh berikut:
Muncul LKS porno, Kemendikbud perketat
pengawasan
Dari contoh diatas dapat dipahami bahwa topik adalah
‘Kemendikbud perketat pengawasan’. Kecendrungan topik berupa subyek, seperti
dalam contoh subyek Mendikbud menepati posisi sebagai topik. Topik juga tidak
selalu merupakan informasi latar belakang (background) tetapi juga bisa berupa
informasi baru. Seperti contoh kalimat di atas, informasi lama adalah
‘Munculnya LKS porno’, tetapi yang menjadi topik disini adalah ‘Kemendikbud
perketat pengawasan’.
Renkema juga mengenalkan pemidahan topik ke kiri dan ke
kanan untuk tujuan toipikalisasi. Topikalisasi ini dapat mengubah unsur kalimat
gramatikalisasi. Contohnya: ‘Muncul LKS porno,
Kemendikbud perketat pengawasan’. Topik ini mengalami pemindahan tempat topik
ke kanan.
Analisis struktur
wacana juga menganalisis makrostruktur. Struktur makro adalah makna global atau
umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari sebuah
teks. Makrostruktur menjadi pembentuk koherensi wacana yang merupakan rangkuman
dari topik-topik yang ditampilkan dalam wacana. Dalam makrostruktur kerangka
acuan yang digunakan lebih kecil terbatas hanya pada teks itu sendiri daripada universe of discourse. Menurut Renkema,
makrostruktur mempunyai tiga aturan makro yaitu; ‘deleting’ aturan penghapusan
yang menghilangkan proposisi yang tidak relevan. Generalisasi adalah aturan yang merubah proposisi yang khusus menjadi
proposisi yang umum, dan ‘construction’
aturan yang menyususn satu proposisi dari sejumlah proposisi yang ada.
Superstruktur
merupakan kerangka dasar sebuah teks yang meliputi susunan atau rangkaian
struktur atau elemen sebuah teks dalam membentuk satu kesatuan bentuk yang
koheren. Suprakstruktur merupakan bentuk
global isi makrostruktur wacana. Perbedaan antara
makrostruktur dan suprakstruktur
adalah makrostruktur menyangkut isi sedangkan suprastruktur menyangkut bentuk. Dalam sebuah iklan superstruktur merupakan
struktur pembentuk iklan yang meliputi headline, illustration(s), body copy,
signature line (logo), dan standing details.
Analisis wacana adalah analisis hubungan antara struktur pembentuk teks
secara tekstual dengan aspek kontekstualnya (lingkungan sekitarnya / praktek
sosial masyarakat). Menurut Renkema ada enam konsep yang terkait dengan konteks (Renkema: 2004:
95) yaitu: deiksis, pemanggungan (staging), perspektif, given-new information, pranggapan, dan inferences.
Kajian deiksis
diinspirasi oleh Karl Bühler yang mengembangkan model organon dalam dua medan
bahasa. Medan deiktis (das Ziegffeld)
: persona, ruang, waktu, yang mempunya acuan yang tergantung pada
penuturnya/penulis. Deiksis merupakan kata-kata yang mempunyai kata acuan yang
berbeda tergantung situasi. Deiksis persona digunakan pada
prononomina persona dan deiksis tempat mengacu tempat dari titik fokus penutur.
Medan simbolik (das Symbolfeld)
mempunya acuan tetap/ tidak tergantung pada situasi.
Siang ini, di sebuah restoran cepat saji di kawasan
Kemang. Acara ulang tahun berlangsung meriah dengan canda dan tawa anak-anak.
Contoh
diatas mempunyai medan deiktis yang merujuk pada persona, ruang, waktu pada
penuturnya dan tidak bersifat tetap. Waktu siang dan pada sebuah restoran cepat
saji di kawasan Kemang adalah tempat dan waktu menurut acuan penuturnya.
Pemanggungan (staging) adalah
bagaimana menunjukkan sesuatu dalam sebuah panggung. Mana yang lebih
dipentingkan dalam sebuah wacana dan mana yang menjadi unsur pendukung. Sebuah
elemen dipentingkan atau dibelakangkan dalam sebuah wacana. Foreground-background (latar depan dan
latar belakang): pementingan unsur wacana yang menjadi inti informasi yang akan
disampaikan.
A.
Mendikbud meminta maaf terkait masalah pornografi
B.
Terkait masalah pornografi, Mendikbud yang meminta maaf.
Kalimat A dan B mempunyai penekanan
yang berbeda dan posisi yang berbeda. Pada kalimat B terdapat penekanan
‘Mendikbud yang meminta maaf’ sebagai akibat dari masalah pornografi, sedangkan
kalimat A memiliki penekanan yang berbeda. Konsep pemanggungn diatas menggunakan tekanan
dan posisi unsur wacana. Prinsip head-tail
(kepala-ekor) yang bermakna bahwa semakin dekat dengan kepala (kiri/ekor) makan
informasi tersebut akan semakin penting.
Persepketif
dalam wacana adalah informasi dalam wacana dapat disajikan dengan beragam
perspektif yang berbeda. Satu informasi mempunyai penekanan yang berbeda tergantung
pada perspektif yang digunakan. Vision adalah perspektif ideology yang dapat berupa sistem
kaidah dan nilai dalam hubungan sosial. Foculization
mengacu pada maksud fokus wacana akan diarahkan kemana. Focalization mengacu pada sudut pandang yang akan mempunyai sensasi makna yang
berbeda. Emphaty mendeskripsikan
bagaimana kedekatan penutur atau penulis dengan obyek, penutur dengan sesuatu
yang dibicarakan.
Kasus LKS porno bukan sebuah
kebetulan
Kasus LKS bukan unsur
kesengajaan, tidak perlu dibesar-besarkan.
Given-new
management merupakan Infromasi yang ditunjukkan akan menjadi informasi
lama-informasi baru. Informasi mana yang akan ditunjukkan atau dipentingkan
dalam sebuah wacana. Terkadang tidak ada batas yang tegas antara informasi lama
dan informasi baru. Contohnya;
Saya
membeli baju. Warnanya sangat feminism.
Pranggapan
merupakan informasi yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat atau
tuturan namun terkdandung di dalam kalimat. Sebuah kalimat mempunyai prior
discourse seperti yang dikatakan oleh John Stone bahwa setiap tuturan atau
tulisan mengadung informasi pengetahuan sebelumnya. Lihat contoh di bawah ini,
Istri pejabat
itu cantik sekali
Berpranggapan
: pejabat itu mempunyai istri
Inferences merupakan kumpulan informasi yang
tersirat yang dapat dimunculkan
dalam sebuah wacana. Kata “inferre” sendiri artinya makna yang dibawa,
biasanya digunakan untuk menunjukkan informasi dan pengetahuan yang digunakan
untuk memahami sebuah informasi. Dalam inferences terdapat empat bahasan
menurut Renkema, yaitu perikutan, Implikatur konvensional, implikatur
percakapan, dan konotasi. Perikutan adalah makna yang diambil dari makna logis.
Contohnya;
Ani
membeli bayam
(perikutan:
ani membeli sayur)
Implikatur
percakapan merupakan makna implikatur yang sudah disepakati. Misalnya
Dia berdarah Bali, dia pemberani
Jika implikatur percakapan adalah
makna secara konvensional sedangkan implikatur percakapan diambil dari teori
Grice yang menggunakan maksim kerjasama untuk menganalisis sebuah percakapan.
Contohnya;
A: Kapan ibu
datang?
B: Ibu lagi sakit
Percakapan diatas dapat
dipahami keduanya, namun menurut Grice melanggar prinsip kerjasama dalam sebuah
percakapan karena keduanya tidak memenuhi maksim relevan karena jawaban B tidak
memenuhi prinsip maksim itu. Sedangkan konotasi adalah makna yang ditimbulkan
karena nilai rasa tertentu.
Daftar Pustaka
Renkema,
Jan. 2004. Introduction to Discourse
Studies. Edisi Kedua. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing
Company.
Johnstone,
Barbara. 2002. Discourse Analysis.
Massachusetts: Blackwell Publishers.
Comments
Post a Comment